Diingatkan agar umat Islam tidak mudah mengikuti langkah-langkah setan. ''Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.'' (Al-Baqarah: 168).
Banyak cara yang dilakukan setan untuk menyesatkan manusia. Pertama, menjanjikan kemiskinan, sehingga manusia menjadi kikir (Al-Baqarah: 268). Kedua, menyuruh pada kejahatan, sehingga manusia lupa kebaikan. Ketiga, menciptakan permusuhan di antara sesama manusia, sehingga konflik dan perang terjadi di mana-mana (Al-Maaidah: 14). Keempat, meniupkan angan-angan kosong, sehingga manusia malas berusaha dan bekerja keras (An-Nisa': 20).
Itulah berbagai tipu daya setan untuk mengganggu dan menjerumuskan manusia ke lembah kehinaan. Dalam kitab Ihya' 'Ulum al-Din, Imam Ghazali menggambarkan hati orang mukmin ibarat sebuah benteng, sedangkan setan ibarat musuh yang akan merobohkan benteng itu. Maka untuk menjaga dan menyelamatkan benteng itu, kata Ghazali, orang mukmin harus menutup semua jalan masuk atau akses menuju benteng, sehingga setan tak dapat mendekat dan menguasainya.

Dalam ilustrasi lain, Ghazali menggambarkan setan seperti anjing kelaparan yang selalu mendekat. Kalau hati kita kotor, dalam arti banyak ''santapan setan'' di dalamnya, maka ia akan terus menyerang. Ia tidak akan lari hanya dengan gertakan atau dengan membaca ta'awwuz atau hawqalah. Tapi, kalau hati kita bersih, maka dengan hanya menyebut asma Allah, ia sudah lari terbirit-birit.
Jadi, tipu daya setan sesungguhnya tidak berpengaruh bagi orang takwa yang jiwa dan hatinya bersih. Firman Allah, ''Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuatannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.'' (Al-Nahl: 99). Wallahu a'lam!