Objek Wisata Green Canyon di Ciamis.



Green Canyon atau Cukang Taneuh adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis kurang lebih 31 km dari Pangandaran.
Jadi tidak usah jauh ke AMRIK Colorado .
Objek wisata ini merupakan aliran sungai Cijulang yang menembus gua dengan stalaktit dan stalaknit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam yang khas dan menantang.

Di mulut gua terdapat air terjun Palatar sehingga suasana di objek wisata ini terasa begitu sejuk.
Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya panjat tebing, berenang, bersampan sambil memancing.

Untuk mencapai lokasi ini wisatawan dapat menggunakan perahu yang banyak tersedia di Dermaga Ciseureuh, baik perahu tempel maupun perahu kayuh.
Objek wisata ini berdekatan degan objek wisata Batukaras serta Bandar Udara Nusawiru.
Nama Green Canyon sendiri merupakan pelesetan dari Grand Canyon di Colorado Amrik sana, bedanya, Green Canyon hijau, Grand Canyon gersang.

Ayo liburan Sob .... Kenali potensi wisata di sekitar kita..
READ MORE - Objek Wisata Green Canyon di Ciamis.

Empat Isteri


Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 isteri. Dia mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya. Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3. ia sangat bangga dengan sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga selalu kuatir kalau isterinya ini lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2. Sang pedagang sangat menyukainya karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Kapan pun pedagang mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa2 sulit.

Sama halnya dengan isteri pertama. Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini begitu saying kepadanya.

Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia akan segera meninggal. Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati, "Saat ini aku punya 4 isteri. Namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan."

Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri ke-4-nya. "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi dan menemaniku?"
Ia terdiam.... tentu saja tidak! Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi. Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan2 ada pisau terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3. "Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?" Isterinya menjawab, hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul dengan
jawaban tersebut. Badannya terasa demam.

Kemudian ia memanggil isteri ke-2. "Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku?"
Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak bisa menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur. Nanti akan kubuatkan makam yang indah untukmu."

Pedagang ini merasa putus asa. Dalam kondisi kecewa itu, tiba2 terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.

Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, isteriku."

Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini. Isteri ke-4 adalah TUBUH kita. Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN2. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL KITA. Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemana pun kita melangkah. Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
READ MORE - Empat Isteri

40


Rudy Harahap, Republika 15 Agustus 2003

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati. Supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (surat Al �Ashr).

Seseorang merayakan ulang tahun di hari ini. Dengan mata berbinar, ia meniup nyala lilin yang menunjukkan angka 40. Tepuk tangan mengiringi padamnya nyala lilin. Lalu, para sejawat menyalaminya, sembari mengucapkan, �life begins at 40.� Seseorang yang merayakan ulang tahun tersenyum puas. Ya, kehidupan dimulai pada usia 40!

Kita yang merasa diri modern, agaknya, setuju dengan ungkapan tersebut. Lahir dari rahim kultur Barat, ungkapan itu merefleksikan fase kehidupan anak-manusia. Melewati pengasuhan, seorang anak memulai penempaan dirinya, di bangku pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Masa pendidikan ini merupakan persiapan memasuki masa bekerja.

Masa bekerja ini, katakanlah, di saat usia 25. Usia seperti itu sungguh enerjik, penuh vitalitas untuk membangun karier. Budaya Barat yang mengedepankan perencanaan hidup yang matang, menyebabkan seseorang memiliki dinamika yang tinggi didukung kesehatan fisik yang prima untuk mewujudkan rencana hidup (baca: karier).

Lima belas tahun ke depan, selaiknya ia telah berada pada karier yang mapan. Tak mengherankan, pada usia 40, kehidupan seseorang ditentukan: sukses atau gagal. Seseorang yang berhasil mewujudkan impian, meraih karier tertinggi, niscaya tersenyum puas sembari mendesis, �hidup (kesenangan) dimulai di usia 40.�

Seseorang berulangtahun ke-40 hari ini. Tapi, ketika pesta ria usai, apa makna usia 40? Islam sesuai surat Al �Ashr justru tentu tak memberikan batasan waktu. Surat tersebut, berdasarkan pemahaman saya yang awam, menawarkan kesadaran betapa tiap detik waktu kita di bumi beharga. Betapa mereka yang lalai menghiasi waktu dengan kebajikan menjadi sosok yang merugi. Al�Ashr mengingatkan kita betapa sedikit waktu yang dimiliki.

Tak mengherankan, Rasulullah SAW mengingatkan, �Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk� (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi).

Tapi, akankah kehidupan baru dimulai, di usia 40? Kendati Islam mengajarkan setiap detik yang dimiliki beharga untuk menghiasi kehidupan ini dengan amal kebajikan, agaknya, pejalan ruhani pun memaknai (usia) 40. Sayid Muhammad Mahdi Thabathaba�I Bahrul Ulum di bukunya As-Sair Wa As-Suluk (Penerbit Lentera) mengungkapkan, Muhammad diangkat sebagai rasul pada usia 40.

Berdalih akal manusia sempurna pada usia 40 sesuai kemampuannya, ia mengandaikan, perjalanan manusia di alam materi (di antaranya pertumbuhan fisik yang dimulai 0 tahun) berakhir di usia 40. Seiring berakhirnya perjalanan di alam materi, manusia memasuki perjalanan menuju akhirat. Dalam bahasa berbeda, seiring dengan merapuhnya fisik, selaiknya manusia kian mengisi waktunya dengan memperbanyak ibadah (ia mengandaikan dengan �dimulainya perjalanan roh.�).

Berkaitan dengan usia 40 ini, ia mengutip sebuah riwayat, �barangsiapa yang telah mencapai usia 40 tahun dan belum mengambil tongkat, maka ia telah bermaksiat.�Takwil tongkat ialah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menuju akhirat.

Angka 40, bagi Muhammad Mahdi, pun berkait dengan 40 �maqam� pada suluk yang dimulai dengan �maqam� ikhlas. Ini sesuai dengan Hadis Nabi yang dikutipnya �Barangsiapa mengikhlaskan (amalnya) semata-mata untuk Allah selama 40 hari, maka akan muncul sumber-sumber hikmah dari hati melalui lisannya.�

Mungkin kita belum patut menjadi salik yang mencelupkan diri pada suluk. Namun, dari pelajaran suluk itu, kita dapat memetik tangkai kearifan saat melanjutkan kehidupan di usia 40. Adakah di saat tubuh mulai merapuh sesuai sunnatullah siklus pertumbuhan biologis justru memasuki masa penyurutan di usia 40 kita mulai mengembangkan kekayaan ruhani, kematangan emosi, dengan melipatgandakan peribadatan.

Jangan-jangan terpengaruh budaya Barat, kita enggan menggenggam tongkat, dan mengikuti ungkapan �hidup bersenang-senang dimulai pada usia 40� sehingga tercebur ke genangan maksiat. Seseorang yang berulangtahun ke-40, sudahkah engkau ambil tongkat, untuk memulai perjalanan roh?
READ MORE - 40

at forty


Akar dan orientasi kultur masyarakat Barat adalah materialisme. Mereka menilai dan membuat indikator hidup dari sisi materialistis. Atas dasar ini tidak mengherankan jika mereka mempunyai ungkapan bahwa �hidup� dimulai pada umur 40 tahun. Life begins at 40.

Dalam tradisi Islam, umur manusia diklasifikasikan menjadi 4 periode, yaitu 1) periode kanak-kanak atau thufuliyah (masa kelahiran sampai umur baligh), 2) periode muda atau syabab (umur baligh sampai 40 tahun), 3) periode dewasa atau kuhulah (40-60 tahun), dan 4) periode tua atau syaikhukhah (60-70 tahun).

Islam memberi perhatian kepada umur 40 berbeda secara diametrikal dengan budaya Barat. Umur 40 tahun mendapat perhatian khusus dari Alquran. Dalam Surat Al Ahqaf [46] ayat 15 Allah berfirman:
�Kami perintahkan manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah kau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.�

Dalam surat tersebut setidaknya terdapat empat indikator kemuliaan manusia yang seharusnya menjadi identitas orang yang mencapai umur 40 tahun, yaitu bersyukur, beramal shalih, bertaubat, dan berserah diri.

Bersyukur kepada Allah atas karunia umur yang mengantarkannya mencapai angka 40. Bersyukur atas kenikmatan hidup yang telah dianugerahkan Allah baik berupa kenikmatan material maupun nikmat anak keturunan (dzuriyat). Bersyukur sesuai hakikat bahwa semuanya karena kehendak yang mengikuti nilai-nilai kebaikan yang dikehendaki Allah dan dicontohkan dalam kehidupan Rasul dan para sahabat.

Bertobat disertai kesadaran bahwa manusia mempunyai kalbu yang berbolak-balik antara tarikan kebaikan dan keburukan. Bertobat disertai perenungan dan perhitungan apakah di usia 40 tahun lebih berat kebaikannya atau keburukannya. Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadisnya :
�Sesiapa yang mencapai umur 40 tahun dan dosanya lebih berat dari amal baiknya maka bersiaplah memasuki neraka.�

Berserah diri, merupakan permulaan yang pas untuk menapaki usia 40 tahun. Dengan demikian umur 40 tahun dipandang sebagai pencerahan kejiwaan, gerbang cahaya menuju kehidupan yang lebih mulia.
Umur 40 tahun, mencakup interval 35-50 tahun, merupakan terminal bagi manusia yang amat penting. Ada apa dengan umur 40 tahun? Mengapa nabi-nabi diutus ketika usia mereka genap 40 tahun? Mengapa Kitab Suci al-Qur�an secara spesial menyinggung umur 40 tahun ini? Mengapa prestasi seseorang baru diakui ketika umurnya mencapai 40 tahun?

Tapi, akankah kehidupan baru dimulai di usia 40? Kendati Islam mengajarkan setiap detik yang dimiliki beharga untuk menghiasi kehidupan ini dengan amal kebajikan, agaknya, pejalan ruhani pun memaknai (usia) 40. Sayid Muhammad Mahdi Thabathaba�I Bahrul Ulum di bukunya As-Sair Wa As-Suluk (Penerbit Lentera) mengungkapkan, Muhammad diangkat sebagai rasul pada usia 40. Berkaitan dengan usia 40 ini, ia mengutip sebuah riwayat, �barangsiapa yang telah mencapai usia 40 tahun dan belum mengambil tongkat, maka ia telah bermaksiat.� Takwil tongkat ialah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menuju akhirat.

Sahabat Qotadah berkata, �Bila seseorang telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah dia mengambil kehati-hatian dari Allah azza wa jalla.� Khalifah Umar bin Abdul Azis menyatakan, �Telah sempurnalah hujjah Allah atas manusia yang berumur 40-an tahun� dan Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. mengingatkan, �Manusia itu sama tidur, dan ketika mati, mereka baru terbangun sadar.�
(Ahmad Syarifuddin, 2009)
READ MORE - at forty

Wisata JAWA BARAT, WISATA Gunung GALUNGGUNG


Gunung Galunggung berketinggian 2 ,167 m mdpl, terletak 20 km baratdaya kota Tasikmalaya.
Dalam sejarahnya pernah meletus beberapa kali, terakhir tahun 1982.
Letusan terakhir mencapai ketinggian 20 km ke angkasa, diikuti semburan piroclastic (debu halus) yg menghujani kota Bandung, Tasik, Garut, Cianjur dan kota lainnya dalam radius 100 km.
Debu tebal selama 4 bulan mengguyur kota-kota itu.
Setelah letusan, 100 ,000 ha daerah sekitar rata dengan tanah tertimpa batu,lahar dan debu,
Puncak gunungnya telah runtuh hanyut terbawa lahar dingin ke daerah sekitarnya, batu dan pasirnya menjadi berkah tidak ada habisnya untuk ditambang.

Saat ini Gunung Galunggung dalam keadaan tidur lelap, sehingga dapat didekati dengan aman.
Kepundan Galunggung saat ini sudah diberi 620 anak tangga untuk menggapai 200 m sisa ketinggianya dari tempat parkir terakhir.
Dari bibir kawah, kota Tasik terlihat jelas berada di sebelah timurnya.

Memandang kearah dalam, dapat disaksikan 40 ha danau baru bentukan letusan 1982 berwarna kehijauan.
Air danau dijaga tidak melebihi 1 juta m3 dengan mengalirkan sisanya melalui terowongan pelimpah ke sungai Cibanjaran dan Cikunir di timur kaldera.
Tanpa campur tangan manusia ini, dinding kawah bisa jebol membuat air bah dahsyat seperti yang pernah terjadi di G. Kelud di Kediri ditahun 1920- an.

Air sungai dirasakan cukup hangat, bisa dinikmati di pemandian bernama Cipanas atau sungainya yang berada 3 km sebelum kawah tak jauh dari tempat parkir bawah.
Dinding kaldera berbentuk tapal kuda.
Dari kedua ujungnya kita bisa turun ke dasar kaldera dengan hati-hati.

Di lantai kawah, selain danau juga terdapat aliran sungai dengan batu batuan yang sebesar kepala kerbau berserakan dimana- mana.

Salah satu tempat yang dituju didasar kaldera adalah sebuah Mesjid berada kira-kira 2 km di ujung selatan dekat dinding kawah baru.
Dibelakang mesjid itu terdapat semacam gua kecil, tempat bermeditasi.
Di dasar kawah, di pinggir danau, di sepanjang sungai yang mengalir ataupun didekat Masjid, adalah tempat biasa dipakai untuk berkemah.

Untuk mencapai kawah Galungggung tidak terlalu sulit, dari tepi jalan Bandung- Tasikmalaya tepatnya di kawasan Indihiang belok kanan kearah selatan, menempuh 15 km jalan desa yang agak sempit bercabang-cabang tanpa plang penunjuk jalan jelas, cukup membingungkan pada awalnya, jadi harus sering bertanya.
Juga akan sering berpapasan dengan truk pasir yang kadangkala salah satu kendaraan harus mundur karena di beberapa bagian jalan dan belokan sempit.

Ayo kita berlibur ke GALUNGGUNG...
READ MORE - Wisata JAWA BARAT, WISATA Gunung GALUNGGUNG

DUA PENGEMBARA DAN BERUANG


Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka. Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.

Pengembara yang lain, tidak sempat berlari ke pohon, dan merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia pernah mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.

Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.

Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
�Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu,� katanya. �Apa yang dikatakan oleh beruang itu?�
�Beruang itu berkata,� kata pengembara yang berbaring tadi, �Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya. Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan."
READ MORE - DUA PENGEMBARA DAN BERUANG

Lalat dan Semut


Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua,
"Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?"
"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita."

Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi,
"Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab,
"Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama."

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius,
"Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."
READ MORE - Lalat dan Semut

SEBUTIR KURMA


Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.

�Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,� kata malaikat yang satu. �Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena 4 bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Mesjidil Haram,� jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. �Astaghfirullahal adzhim� Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.

�4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua, kemana ia sekarang?� tanya Ibrahim. �Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma� jawab anak muda itu.

�Innalillahi wa innailaihi roji�un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?� Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.

�Nah, begitulah� kata Ibrahim setelah bercerita, �Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur kumakan tanpa izinnya?�

�Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.�

�Dimana alamat saudara-saudaramu? Biar saya temui mereka satu-persatu.�

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

4 bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada dibawah kubah. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap. �Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain�.

�O, tidak..sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.�

Sepertinya kita sudah harus memulai tekad yang bulat untuk menerapkan yang hak dan yang bathil dalam hidup kita dan kita juga harus berhati-hati dalam memasukan makanan ke dalam tubuh kita�apakah sudah halalkah? Lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu.
READ MORE - SEBUTIR KURMA